Selasa, 17 April 2012

SOSIALISASI HASIL SILATNAS DAN RAKONNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA

SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA I - 2009 dan RAKONNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009, telah melahirkan beberapa Komitmen Raja dan Sultan Nusantara dan bebarapa rencana kerja yang harus diupayakan dalam realisasinya atau diwujudkan, antara lain yaitu memberikan dukungan penuh "I Dream - Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono" rencana akan membangun MUSEUM atau GALERI NASIONAL JEJAK PERADABAN NUSANTARA.

Maka Badan Pekerja SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA melakukan kunjungan - kunjungan kerja ke beberapa daerah antara lain menghadiri Acara Tradisi Negeri Morela "Pukul Sapu Lidi" yang merupakan acara tradisi tetap setiap tahunan yang biasanya dilaksanakan tepatnya 7 (tujuh) hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Tepatnya pada tanggal 27 September 2009, Raja Negeri Morela - YM. Abd. Kadir Latukau, mengundang Ketua dan Sekretaris BP. SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA untuk menghadiri acara "PUKUL SAPU LIDI" di Negeri Morela - Maluku. Hadir pada pada acara tersebut Direktur Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri - YM. Gede Surata, mewakili  Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri, Ketua dan Sekretaris BP. SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, Raja Komisi Kaimana Papua - YM. Abdul Hakim Aituarauw, Putra Raja Fatagar Fakfak Papua - YM. Zainal Abidin Uswanas, Putri Raja Komisi Kaimana Papua - YM. Heidy Diana Abdul Hakim Aituarauw, Utusan Gubernur Provinsi Maluku, Utusan Pangkalan Armada Angkatan Laut di Maluku, Sekda Kabupate Maluku Tengah, serta beberapa Raja - Raja Maluku. Rombongan Undangan sebelum tiba di Negeri Morela disambut secara Adat oleh masyarakat Masyarakat Negeri Hitu Meseng dan diterima secara Adat oleh Raja
Negeri Hitu Meseng - YM. Abdullah Pellu beserta keluarga, dalam kunjungan di Mata Rumah Raja Negeri Hitu Meseng, tamu Undangan mendapat penjelasan tentang peran dan andilnya keluarga Raja Hitu Meseng pada saat detik - detik Kemerdekaan Republik Indonesia, dimana BENDERA MERAH PUTIH yang dibuat dan dijahit oleh Ibunda Raja Hitu Meseng tegap berkibar di Halaman Rumah Raja Hitu Meseng. Usai kunjungan di Negeri Hitu Meseng rombongan Undangan BP. SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, dan Direktur Budaya dan Politik Kemendagri serta Raja - Raja Maluku langsung menuju Negeri Morela dan diterima secara Adat oleh Masyarakat dan Raja Negeri Morela - YM. Abd Kadir Latukau beserta keluarga. Selanjutnya menuju Pantai Sawatelu Negeri Morela utuk Makan PATITA RAJA - RAJA (Makan Bersama Raja - Raja) yang diawali dengan penyambutan tradisi dengan memakai Bahasa Tanah (Bahasa Negeri) dan Tari Shawat, Tari Lenso, dan Makan PATITA RAJA - RAJA. Kira - kira pukul 14.WIT seluruh rombongan Tamu menuju Lapangan Negeri Morela tempat dilaksanakannya "PUKUL SAPU LIDI".

RAPAT KONSOLIDASI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA

Menindaklanjuti SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA I - 2009, yang diselenggarakan pada tanggal 7 - 8 Agustus 2009 lalu, Badan Pekerja SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA terus mengikuti perkembangan isu dan menerima masukan - masukan dari kalangan Raja dan Sultan, termasuk dari Pejabat Pemerintah Republik Indonesia agar BP. SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA senantiasa berperan aktif dan terus menggalang kesatuan dan persatuan dikalangan Raja dan Sultan Nusantara dengan Pemerintah Republik Indonesia, selain tetap terus berjuang untuk merealisasi 5 Komitmen Raja dan Sultan Nusantara yang telah disampaikan oleh Raja Samu Samu VI - YM. Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu, dihadapan Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi YM. Any Yudhoyono, serta turut dihadiri oleh 8 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan 135 Raja dan Sultan Nusantara, serta 15 Permaisuri, Putra/Putri Mahkota dan Penagerand ari Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, pada saat SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA I - 2009, yang diselenggarakan pada hari Jum'at sampai dengan Sabtu, tanggal 7 - 8 Agustus 2009, di Istana Merdeka - Jakarta. Oleh karena itu BP. SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA mengadakan RAPAT KONSOLIDASI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA guna membahas isu - isu yang ada dan membahas materi usulan dari para Raja dan Sultan sebagai Rekomendasi Raja dan Sultan Nusantara yang akan disampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Rapat Konsolidasi Nasional Raja dan Sultan Nusantara (RAKONNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009), diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 5 - 6 September 2009, bertempat di Puri Ratna Grand Sahid Jaya Hotel - Jakarta. Rapat Konsolidasi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia - YM. Mayjend TNI. A. Tanribali Lamo, bertindak untuk mewakili Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, turut hadir Direktur Budaya, Dirjen Kesbangpol Kemendagri - YM. Gede Surata, didampingi Kepala Seksi Ketahan Budaya dan Politik -YM. Ibu. Elly Yuniarti. Raja Samu Samu VI - YM. Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu, selaku Ketua Rapat Konsulidasi Nasional Raja dan Sultan Nusantara, menyampaikan Laporan bahwa: (1) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara terus menjaga hubungan kemitraan dengan Pemerintah Republik Indonesia, mulai dari |Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai tinggkat Kecamatan/Desa. (2) Untuk Merealisasikan 5 Komitmen Raja dan Sultan Nusantara, BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara akan terus melakukan sosialisasi keseluruh daerah Nusantara yang ada di Indonesia. (3) BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara dalam Rapat Konsolidasi ini akan mengajukan usulan Raja dan/atau Sultan untuk menjadi calon - calon untuk ditempatkan sebagai Pejabat Negara yang akan diajukan kepada Presiden Republik Indonesia. (4) Raja Samu Samu VI mengharapkan para Raja dan Sultan Nusantara senantiasa terus tetap menjaga hubungan yang baik dikalangan Raja dan Sultan serta dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia - YM. Mayjend TNI. A. Tanribali Lamo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa: (1) Thema Rapat Konsolidasi Nasional Raja dan Sultan Nusantara sangat relevansi dan sangat tinggi maknanya serta sangat kuat kolerasinya, oleh karena itu para Raja dan Sultan harus menjadi Pilar dalam memelihara dan menjaga Adat dan Budaya Bangsa Indonesia yang kaya  ini. (2) Pemerintah tentunya akan mendukung langkah - langkah yang dilakukan oleh para Raja dan SUltan dalam menjaga tatanan Adat dan Budaya Nusantara Indonesia, dimana Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor.39 Tahun 2007, tentang PEDOMAN FASILITAS ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KEBUDAYAAN, KERATON, DAN  LEMBAGA ADAT DALAM PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA DAERAH, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor.40 Tahun 2007, tentang PEDOMAN BAGI KEPLA DAERAH DALAM PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA NEGARA DAN BAHASA DAERAH. Bahwa Permendagri tersebut dimaksudkan agar dapat dipakai oleh para Raja dan Sultan serta para Kepala Daerah di seluruh Indonesia. (3) Pemerintah meminta agar para Raja dan Sultan benar - benar KOMPAK demi keutuhan NKRI.

Senin, 16 April 2012

SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009 (Bag.6)

PEMBERITAHUAN: Pengelola Situs SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, menyampaikan permohonan maaf atas terhentinya informasi pada Situs ini, dikarenakan padatnya aktivitas dan baru dilanjutkan kembali. Semoga informasi - informasi dalam Situs ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang memberi manfaat bagi semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salam hormat.

DIALOG INTERAKTIF SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA.

Pada hari Sabtu, 8 Agustus 2009 lalu, pukul 10.00.WIB, bertempat di ISTANA BALLROOM SARI PAN PACIFIC HOTEL - Jakarta, seluruh peserta SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009, terdiri dari para Raja, Sultan, Putra Mahkota, Putri Mahkota, Pangeran, dan Pejabat Pemerintah terdiri dari Staff Ahli Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia, Deputi Gubernur DKI Jakarta, Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Wakil Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah DKI Jakarta, dan Undangan Khusus dari Museum Sejarah Belanda yang turut hadir pada DIALOG INTERAKTIF SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009.

Raja Samu Samu VI dari Maluku - YM. Upu Latu M.L. Benny Ahmad Samu Samu, secara resmi membuka DIALOG INTERAKTIF SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009, dilanjutkan dengan Sambutan Gubernur DKI Jakarta yang disampaikan oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta, Bidang Kebudayaan dan Pariwisata - YM. Aurora Tambunan (Almarhumah), Do'a Pembukaan dipimpin oleh Raja Batu Merah, Maluku - YM. Awat Ternate.

DIALOG INTERAKTIF dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA - YM. KRAT. Mas'ud Thoyib Adiningrat.
Narasumber terdiri dari: (1) Staff Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, (2) Sekjen Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN); Putri Paku Buwono XII Kasunanan Surakarta Hadiningrat - YM. GRAY. Koes Murtiyah Wandansari, (3) Kasunanan Surakarta Hadiningrat - YM.KP. Eddy S. Wirabhumi, (4) Kesultanan Palembang Darussalam - YM. Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin.
Penutupan DIALOG INTERAKTIF SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009, secara resmi ditutup oleh Wakil Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah DKI Jakarta - DR. Tinia Budiati, dan photo bersama.

Kesimpulan Hasil Dialog Interaktif:
1. Peserta SILATNAS berharap pertemuan ini dapat mengembalikan harkat dan jatidiri para Raja dan Sultan Nusantara.
2. Peserta SILATNAS berharap pertemuan dapat dilaksanakan secara rutin agar terjalin hubungan yang baik diantara para Raja dan Sultan, serta dapat saling memberikan informasi dan komunikasi secara baik.
3. Seorang pengunjung (bukan peserta SILATNAS) mempertanyakan kasus Protes Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) terhadap keberadaan yang ada di Indonesia, yang disampaikan pada Sidang Pertemuan Organisasi - Organsasi Internasional di PBB - Amerika; (Dijawab oleh Sekjen FKIKN; dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat - YM. GRAY. Koes Murtiyah Wandansari: Bahwa masalah tersebut biarkan diurus oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan bukan masalah yang harus dibahas dalam pertemuan SILATNAS ini).
4. Seorang peserta mengajukan dalam DIALOG INTERAKTIF SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, agar Badan Pekerja (BP) SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA setelah selesainya SILATNAS ini di BUBAR kan. (Pengajuan tersebut, tidak ditanggapi oleh seluruh peserta SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009).