Kamis, 06 Januari 2011

PRAKARSA SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA

Diawali pertemuan Sultan Ternate - YM. Sri Sultan Mudaffarsyah, Kesultanan Banten - YM. Tubagus Ismetullah Al-Abbas, Raja Samu Samu VI.De Laatstse Van Koning Stamboom Abubu - Nusa Laut, Maluku - YM. Upu Latu M.L. Benny A. Samu Samu, Raja Rohomoni XII Alaka, Maluku - YM. Fachri Sangadji, Putra Mahkota Kerajaan Fatagar - Fakfak, Papua Barat - YM. Zainal Abidin Uswanas, Putri Mahkota Raja Komisi Kaimana, Papua Barat - YM. Heidy Diana Abdul Hakim Achmad Aituarauw, dan P.M.A. Pulau Kisar, Maluku Barat Daya - YM. Boetje Balthazar, di Jakarta pada tanggal 12 Desember 2008 lalu, berkaitan dengan pemikiran - pemikiran positif untuk kepentingan dan keberamaan dalam persatuan dan kesatuan bangsa melalui para Raja dan Sultan Nusantara, maka disepakati perlu diadakannya pertemuan tingkat nasional para Raja dan Sultan, yang dapat mengikut sertakan para Kepala Adat dan Kepala Suku Nusantara serta dapat mengundang tamu kehormatan para Raja dan Sultan dari Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia. Bahwa Kerajaan dan Kesultanan yang ada di bumi Nusantara Indonesia adalah bagian yang tidak lepas dari pada sejarah bangsa Indonesia dan sejarah dunia, pembuktian sejarah Kerajaan dan Kesultanan, serta Raja dan Sultan Nusantara di mulai sejak abad I (pertama) dan seterusnya, dimana kejayaan dan kemasyuran Kerajaan dan Kesultanan, termasuk Raja dan Sultan Nusantara sampai kebelahan benua Eropa, Afrika dan Asia. Bahwa tidak kurang sebanyak 300 Kerajaan dan Kesultanan, termasuk Raja dan Sultan yang pernah ada di bumi Nusantara Indonesia pada jaman pra-sejarah, dan masuk pada jaman pergerakan bangsa di mulai tahun 1908, 1928 dan telah membuktikan suatu KOMITMEN NYATA para Raja dan Sultan Nusantara menyeragkan kedaulatannya dan bergabung demi persatuan dan kesatuan bangsa mengantarkan Kemerdekaan Bangsa dan Negara Republik Indonesia pada tahun 1945.
Bahwa setelah Indonesia Merdeka, banyak yang melupakan sejarah baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat, yaitu sejarah yang tercatat; tidak seluruhnya utuh, dan sejarah yang tidak tercatat; memang dibuat dengan sengaja agar generasi selanjutnya tidak mengetahui dan tidak mengenal sejarah yang sebenarnya, dan memang dengan sengaja agar keturunan Raja dan atau Sultan selanjutnya dibuat untuk tidak mengetahui dan tidak mengenal asl - usul keturunannya. Disisi lain bahwa keberadaan yang ada bahwa Kerajaan dan atau Kesultanan, termasuk Raja dan Sultan, pewaris,penerus Kerajaan dan Kesultanan serta Lembaga Adat Nusantara yang ada berjalan sendiri - sendiri dalam organisasi - organisasi yang ada, yang menjadikan pemisah diantara satu dan yang lainnya. Oleh karena itu atas dasar pemkirian untuk menjalin keutuhan persatuan dan kesatuan Bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, diprakarsai untuk diadakannya SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA yang diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinabungan atau berkelanjutan diantara Raja dan Sultan Nusantara, termasuk pewaris, penerus dan Lembaga Adat Nusantara yang ada. Dan untuk menindaklanjuti rencana penyelenggaraan SILATURAHMI NASIONAL RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, I (pertama) kalinya pertemuan Rapat Persiapan Tim Kecil; yang dihadiri oleh Sultan Ternate - YM. Sri Sultan Mudaffarsyah, Raja Samu Samu VI.De Laatstse Van Koning Stamboom Abubu - Nusa Laut, Maluku - YM. Upu Latu M.L. Benny A. Samu Samu, Kesultanan Skala Brak Lampung - YM. Pangeran Rudy Buay Pernong, dan Trah I. Mangkunegara, Solo - YM. R.M. Soerjo Goeritno, di Jakarta, pada hari Sabtu, tanggal 31 Januari 2009.
Setelah pertemuan Rapat Tim Kecil persiapan SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, maka dimotori Raja Samu Samu VI terus diadakan pertemuan - pertemuan berikutnya, Rapat ke II (kedua) pada di Jakarta, hari Sabtu, tanggal 7 Februari 2009, Rapat III (ketiga) hari Sabtu, tanggal 14 Februari 2009, Rapat IV (keempat) hari Kamis, tanggal 12 Maret 2009, Rapat V (kelima) hari Sabtu, 13 Juni 2009, bertempat di Rafles Restaurant; menetapkan dan memutuskan membentuk Badan Pekerja SILATURAHMI NASIONAL (SILATNAS) RAJA DAN SULTAN NUSANTARA 2009, dan merencanakan penyelenggaraannya ditetapkan setelah mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia. Maka untuk memperoleh ketetapan waktu dan tempat pelaksanaan SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA, beberapa kali Raja Samu Samu VI - YM. Upu Latu M.L. Benny A. Samu Samu bertemu dengan Yth. Presiden Republik Indonesia - YM.DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, pada saat acara Hari Narkotik Internasional, di Istora Senayan  - Jakarta, pada saat Ceramah dan Dialog Presiden Republik Indonesia, di Grand Indonesia Kemsky Hotel - Jakarta, dan di Hotel Lido Lake - Bogor.
Dari beberapa kali pertemuan Raja Samu Samu VI dengan Yth. Presiden Republik Indonesia - YM. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, maka BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara diterima oleh Sekretaris Pribadi Senior Presiden - YM. Brigjend.TNI.AD.H. Kurdi Mustafa, dan Sekretaris Pribadi Presiden, di Rumah Kediaman Presiden terletak di Puri Cikeas - Cileungsi, Bogor, pada hari Selasa, 16 Juni 2009. Hasil pertemuan telah disampaikan bahwa untuk pertemuan BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara dengan Presiden Republik Indonesia akan diatur secepatnya, dengan beberapa hal yang disampaikan atas pesan - pesan Yth. Presiden Republik Indonesia, oleh Sekretaris Pribadi Senior Presiden kepada BP. Silatnas Raja dan Sultan Nusantara. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar